-->

Minggu, 17 Februari 2013

KEAJAIBAN PENELITIAN ILMIAH PADA MADU

Cairan kental manis yang kaya akan manfaat dan sangat berkhasiat apalagi kalau bukan madu. cairan ajaib ini merupakan sebuah anugerah Allah SWT yang sengaja diciptakan untuk kita. Dengan berbagai manfaat dan khasiatnya yang sudah di konsumsi sejak ribuan tahun yang lalu sampai sekarang.

Dizaman sekarang ini teknologi sudah maju, berbagai penemuan telah diciptakan. Para ilmuwan mulai meneliti segala aspek kandungan pada suatu makanan. Tidak terkecuali madu karena cairan ajaib ini dipercaya berkhasiat semenjak dulu. Sehingga menjadi alasan yang kuat kenapa para pakar medis menelitinya. Berikut beberapa pernyataan para pakar medis tentang khasiat dan manfaat madu:

Penelitian pada Luka & Luka Bakar


Cavanagh dkk. (1970). penelitian dilakukan pada 12 pasien yang masih dalam tahap penyembuhan luka sehabis dibedah kanker vulva. Pasien dipasang perban steril yang di dalamnya di oleskan cairan madu. Setelah 3-8 minggu hasilnya sangat mengagumkan ternyata madu dapat menyembuhkan vulva sekaligus menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri yang mengontaminasi luka pada vulva.

Efem (1993). Penelitian dilakukan di afrika pada pasien yang mengalami luka akibat diabetes. Beliau mengoleskan madu sebanyak 15-30 ml sekali sehari. Hasilnya luka diabetes sembuh dan membaik dengan tidak ditemukannya bakteri-bakteri yang sebelumnya ada di sekitar luka

Subrahmanyam (1993) meneliti 52 pasien yang mengalami luka bakar sebesar 40% dengan mengoleskan madu sebanyak 15-30ml setiap hari. Hasilnya madu mampu menumbuhkan jaringan baru hanya dalam waktu 7,4 hari. berbeda dengan memakai silver sulfadiazine yang membutuhkan waktu 13.4 hari 

Penelitian pada konjungtivitas (peradangan selaput mata)


Emarah (1985) pada penelitiannya madu dioleskan pada sekitar mata 2-3 kali sehari. Hasilnya semua pasien mengalami kesembuhan dengan madu tersebut

Penelitian pada gizi

Peneliti dari Center for Research and Development of Nutrition and Food melakukan penelitian pada balita 13-36 bulan yang menderita kekurangan gizi di kodya bogor. Pasien di beri madu dan sirop sebanyak 20gr per hari selama 2 bulan dan dikombinasikan dengan vitamin C dan B kompleks untuk menurunkan angka kesaitan pada anak khususnya panas dan pilek. Ternyata madu meningkatkan 60% nafsu makan, 50% porsi makan, 31% frekuensi makan. Peneliti menyatakan madu berperan besar merangsang nafsu makan karena mempunyai kadar gula yang tinggi dalam bentuk molekul yang mudah diserap oleh saluran pencernaan.

Penelitian sebagai oralit

Haffeje dan Moosa (1985) mencoba mengganti sumber karbohidrat oralit dengan madu, bahan lainnya sama persis dengan formula WHO yaitu natrium, kalium, dan klorida ditambah dengan madu. Formula ini diberikan pada 169 anak dimulai usia 8 hari - 11 tahun yang menderita diare. Hasilnya formula dengan madu mampu menymebuhkan masa dehidrasi hanya dalam waktu 58 jam, sementara formula dari WHO 93 jam.

Masih banyak lagi penelitian yang dilakukan oleh para pakar medis. Pernyataan di atas mungkin hanya beberapa dari beratus-ratus penelitian pada madu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar